
Taufik Darwis
Produser/Direktur Artistik
Taufik Darwis adalah seorang kurator, dramaturg, fasilitator dan seniman pertunjukan yang berdomisili di Bandung. Darwis merupakan salah satu pendiri BPAF dan anggota pendiri Garasi Performance Institute. Darwis tertarik untuk mengembangkan praktik penelitian eksperimental dan kolaboratif, program dan proyek publik mengenai politik spasial, ekologi kehidupan sehari-hari, serta ikatan, komunalitas, dan hubungan sebagai sumber generatif bagi kreativitas.
Bagi Darwis, bekerja di dalam dan dengan pertunjukan bukan tentang hanya pencapaian, melainkan bagaimana menghadapi tantangan generatif tentang membuka kemungkinan untuk belajar bersama, melakukan percakapan yang sulit, menghadapi diri sendiri, dan mengatasi ketidaknyamanan dan ketidaktahuan bersama.
Proyek dan kolaborasinya dengan seniman beragam teknik dan keahlian, masyarakat, inisiatif, serta institusi adalah upaya untuk menggelar, mempertanyakan, menulis ulang, mencampur ulang, merealokasi kekuasaan, dan membentuk suatu medan gaya yang menurutnya dapat mengarahkan perasaan dan kerinduan bersama untuk menuntut yang paling tidak mungkin.

Eka Putra Nggalu
Kurator
Eka Putra Nggalu menamatkan pendidikan filsafat di STFK Ledalero, Maumere. Ia adalah salah satu inisiator-pendiri dan saat ini bertanggungjawab sebagai direktur Komunitas KAHE.
Bersama Komunitas KAHE, ia banyak bekerja dalam spektrum produserial, kurasi, pengarah artistik dan program untuk karya maupun ragam platform dan festival pertunjukan, seni rupa, sastra serta musik, di antaranya Festival Maumerelogia, Festival Siselo Susurang, Maumere Exhibition, Jamming Sastra dan Flores Writers Festival.
Tahun 2023, Ia terlibat sebagai co-kurator Jogja Biennale 17, Titen: Embodied Knowledge, Shifting Grounds. Ia adalah anggota pendiri Garasi Performance Institute, sebuah hub dan akademi pertunjukan lintas disiplin, konteks serta kawasan di Indonesia.
Sejak 2019, ia turut aktif mengelola dan menulis di media daring laune.id.

Angelissa Melissa
Koordinator Program Residensi
Angelissa Melissa adalah praktisi seni yang tinggal di Depok. Angel belajar filsafat Universitas Indonesia. Praktek Angel berfokus pada seni publik interdisipliner. Fokus kekaryaan angel adalah menjembatani kesenjangan empati, terutama seputar isu gairah dan tubuh queer, spiritual dalam digital, dan intersubjektivitas dalam ruang.
Angel telah berpartisipasi dalam berbagai program mulai dari Dewan Kesenian Jakarta hingga program Tech Camp PurpleCode. Angel bekerja seringnya sekarang sebagai periset seperti dalam karya Ishvara Devati untuk Indonesia Dance Festival. Ia pernah bekerja sebagai sutradara, dramaturg, penulis naskah, peneliti, kurator, jurnalis dan penari dalam karya solo dan kolaboratif. Pengkaryaan angel berfokus pada mencari penengahan komunitas melalui bentuk intervensi kolektif pada seni publik yang baru.

Dendi Madya
Koordinator Program Lokakarya Pra-residensi
Dendi Madiya adalah seorang sutradara teater dan pekerja seni, pernah menjadi anggota Komite Teater, Dewan Kesenian Jakarta periode 2020-2023. Pengalaman berkeseniannya dimulai sejak kecil hingga kini dengan pendidikan kesenian yang ia jalani secara formal dan non-formal. Bagi Dendi, kesenian merupakan sebuah jalan untuk membincangkan kembali kenyataan.
Dendi menghasilkan beberapa karya pertunjukan bersama kelompok Artery Performa, diantaranya “Struktur Rumah Tangga Kami” (2013); “Underscore: Copy Paste Sae” (2019); “Goyang Bulok” (2023). Pada tahun 2023, Artery Performa menjadi mitra program Laku dalam Ruang-Pekan Kebudayaan
Nasional yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek RI.
Dendi terlibat dalam kolaborasi dan residensi internasional pada Asian Performing Arts Forum (APAF) di Jepang (2018) dan bersama Shan Dong Ye Troupe di Taiwan (2019 dan 2022). Aktifitas seni yang dilakukannya sekarang berbasis di Bekasi dengan ketertarikan untuk menjalin dinamika kebudayaan di Bekasi bersama komunitas lain dan mendalami situs TPST Bantargebang sebagai ladang
pengkaryaan dan kegiatan sosial-budaya.

Arsita Iswardhani
Co-Dramaturg/Fasilitator
Arsita Iswardhani adalah aktor, performance-maker, dramaturg, dan programmer. Sejak tahun 2012, ia adalah anggota kolektif Teater Garasi. Ia adalah salah satu anggota pendiri Garasi Performance Institute dan tahun 2025 ini menjadi salah satu koordinator program di GPI. Tertarik dengan pendekatan lintas budaya dan interdisipliner, ia saat ini mendalami isu-isu mengenai ketidakseimbangan dan ketimpangan relasi antar manusia serta manusia dengan ekologi sekitar.
Proyek yang sedang ia dalami, Re.Ro.o(u).t(e) - Reroot and Reroute (2022-kini), membaca ulang narasi dan koreografi keseharian dalam kaitannya dengan subyek prekariat, ekologi, dan pengetahuan lokal. Beberapa karyanya adalah Pecah dan Celana Dalam (2022), How the Ghost Worker is Dancing in Your Shoes (www.urfearmpg.net, 2020), The Rites of The Objects: Chewing/Indexing Circulum Annua (2018), dan karya kolektif terkini bersama rekan-rekan dari Garasi Performance Institute, Waktu Batu. Rumah yang Terbakar (2022-2024).
Arsita berperan sebagai fasilitator Asian Performing Arts Farm (APAF) Laboratory 2020, dan co-dramaturg dalam UrFear: Transit Sri Lanka dan Vietnam (www.urfearmpg.net/transit21, 2021) serta program OpenLab Teater Garasi (2021-2022). Arsita juga programmer dan co-dramaturg Dance Exchange: Invisible Dance (2022) dan Invisible Dance: Body in Frictions (2023, Ahmedabad-India). Akhir tahun 2023, Arsita menjalani program Schloss Solitude Akademie Fellowship selama 8 bulan, dan juga menjadi salah satu seniman dalam program International Forum Theatertreffen 2024.

Josh Marcy
Co-Dramaturg/Fasilitator
Josh Marcy, adalah seniman tari, kurator tari, dan ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (2020 - 2026). Saat ini, praktik kuratorialnya juga digerakkan dalam dua proyek yang sedang berjalan, pada Pekan Kebudayaan Nasional (2023-2024) dan Festival Musikal Indonesia (2023-2024). Selama berada di Dewan Kesenian Jakarta, Josh secara kritis fokus terhadap beberapa ide yang utamanya terkait tentang inklusivitas dalam ekosistem seni pertunjukan serta perluasan wacana praktik koreografi - melalui program dan platform seperti Telisik Tari, Artistic Development, dan JICON.
Ia juga salah satu pendiri Dansity Collective, yang secara konsisten menampilkan karya-karya pertunjukannya di berbagai platform seperti: Jakarta Dance Meet Up, Musim Seni Salihara, Indonesia Bertutur.

Agung Eko Sutrisno
Koordinator Riset
Agung Eko Sutrisno adalah seorang seniman visual yang menggunakan performance sebagai impuls utama dalam penciptaan karya-karyanya. Dalam praktik artistiknya, ia tertarik pada nilai-nilai arsip dan pelestarian ingatan kolektif sebagai dorongan kreatifnya.
Dalam mendalami praktik artistiknya, Eko juga mendirikan Performance Rar, sebuah platform riset artistik seni performa di Bandung. yang kini sedang berfokus pada pengumpulan arsip, laboratorium, dan ruang diskusi untuk performance art.
Selain itu, ia merupakan pendiri Kapital Space, ruang alternatif di Bandung. Beberapa proyek seni Eko antara lain, menjadi Semifinalis Bandung Contemporary Art Awards (BACAA 6) pada 2019, berpartisipasi sebagai seniman dalam ‘Power
Play’ Singapore Performance Art Biennale (2020), Jakarta Biennale (2021), ISA ART ‘Origins’ (2022), Pekan Kebudayaan Nasional (2023), dan Media Arts Community Festival (2023), Pertunjukan Art Jog (2024), Indonesia Contemporary Art Design (2024).

Riyanti Wisnu
Manager Produksi
Riyanti Wisnu adalah Seniman Teater, Manajer Produksi Seni Pertunjukan, dan Fasilitator Anak. Riyanti merupakan lulusan Jurusan Teater ISBI Bandung dengan Minat Penyutradaraan tahun 2018. Riyanti merupakan salah satu penggagas dari Bandung Play Fest (Festival Lakon Bandung) dan berperan sebagai Manajer Program pada perhelatan tersebut. Saat ini aktif sebagai salah satu pengurus Bandung Performing Arts Forum (BPAF) Foundation dan terfokus dalam bidang keproduksian. Bersama BPAF Foundation, ia menjadi salah satu fasilitator laboratorium seni yang digagas oleh BPAF Foundation pada tahun 2021 bernama Sasana Skenografi.
Riyanti sempat aktif dalam kelompok teater boneka Bon Puppet. Pada tahun 2022 bersama Bon Puppet, berhasil memenangkan Best Prize for Acting/Manipulation Skills di 29th International Children Theatre Festival yang diadakan di Subotica, Serbia dan tampil bersama teman-teman Bon Puppet di 8th International Puppet Biennale di Yogyakarta.
Riyanti pernah mendapatkan beasiswa Residensi Seniman Pasca-terampil (SPt) yang dibuka secara nasional oleh Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) Yogyakarta selama 10 bulan pada tahun 2019. Jurnal terakhir buatannya bersama rekannya, Rizal Sofyan yang bertajuk “Instagram Filters: The New Ways to Create Visual Arts” terpilih untuk dipresentasikan di 9th International Conference for Asia-Pacific Art Studies 2021 yang diadakan di ISI Yogyakarta.
Sebagai Fasilitator Anak, Riyanti aktif memfasilitasi anak jenjang sekolah dasar (SD) di Rumah Belajar Semi Palar sejak tahun 2020.

Feni Kusuma
Manajer Keuangan
Feni Kusuma adalah seorang profesional di bidang marketing yang juga memiliki kecintaan mendalam terhadap dunia teater. Sejak masa kuliahnya di Universitas Kristen Maranatha, ia aktif berteater melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Topeng sejak tahun 2013, dengan fokus utama pada manajemen produksi.
Dedikasinya dalam seni pertunjukan membawanya menjadi salah satu pendiri Teater Samana pada tahun 2018, sebuah kelompok teater lintas disiplin ilmu yang menggabungkan berbagai elemen seni dalam pementasannya, ia terlibat aktif di hampir semua produksi Teater Samana, sebagai pimpinan produksi maupun produser, dan saat ini menjabat sebagai Manager Produksi.
Selain itu, ia juga menjadi penggagas Bandung Play Fest atau Festival Lakon Bandung pada tahun 2024

Naufal Waliyyuddin Hakim
Sekertaris Produksi
sutradara, perangkat keproduksian hingga dramaturg di berbagai nomor pertunjukan dengan kolaborator dan komposisi awak pentas yang berbeda-beda. Karya terakhirnya yaitu mengerjakan riset dan penciptaan pertunjukan teater ruang publik, berkolaborasi dengan beberapa individu warga Braga Gg Apandi/Kp Banceuy/Braga Belakang lintas generasi dalam Terap Festival #1. Ia berperan sebagai dramaturg sekaligus aktor/performer di pertunjukan BRAGA-BRAGAAN (2024). Pada akhir tahun 2024 ia terlibat dalam Bandung Play Fest sebagai Direktur Artistik. Pengalaman berteater dimulainya pada 2013 bersama Teater Gading (memainkan Dongeng Emak, fragmen Kapai-Kapai Arifin C. Noer, 2013). Pada 2015 mendirikan Teater Unsur bersama teman-teman satu kelasnya di XII-IPA 1 sekolahnya, yang aktif berproduksi hingga satu tahun sejak semuanya lulus sekolah. Lulus dari ISBI sebagai sarjana teater dengan minat penyutradaraan (TERDAMPAR, 2022) dan masih aktif berkarya sampai hari ini. Karyanya saat ini berfokus pada memori kolektif lintas generasi yang mengeksplorasi tubuh dan spektakel kota di kesehariannya sebagai warga pendatang Kota Bandung.

Tutun Imam Turmudzi
Koordinator Logistik
Tutun Imam Turmudzi ialah seorang pedagang dan aktor yang tergabung dalam kelompok Teater Samana. Sering menjadi aktor di beberapa garapan teater samana dan kelompok lainnya seperti Ibra dan Studi Teater Unisba. Selain menjadi aktor, beberapa kali juga menjadi seorang sutradara, beberapa karya penyutradaraan nya antara lain Perkawinan Perak, Merekah Bunga Bunga Masa Depan. Tutun juga tergabung dalam projek seni Agen Wisata Ingatan.

Alam
Desainer Grafis
Seorang pekerja kreatif dengan fokus di bidang Desain Grafis yang berbasis di Kota Bandung. Berbekal Sarjana Desain Komunikasi Visual membuatnya memiliki kapabilitas memahami konten dan konteks dalam suatu permasalahan yang membutuhkan data dan fakta serta imajinasi untuk menemukan solusi komunikasi visual. Sebagai pekerja yang berada di industri kreatif tentunya ia harus beradaptasi tentang relevansi kehidupan yang berjalan, baik itu mengenai isu sosial, politik, seni dan budaya. Dalam konteks kegiatan kesenian ia memiliki pengalaman menjadi kontributor dalam Meta-Teater Sintesis Teater Dokumenter & Interaktif “Selamat Menjadi Cahaya dalam Kegelapan” (2023) karya Eka Nusa Pertiwi. Sekarang ia sedang menjadi In-House Creative Designer di salah satu perusahaan swasta di Bandung dan beberapa kali menjalankan project freelance sebagai Desainer Grafis.

Meylfin Ridona
Koordinator Publikasi
Meylfin Ridona adalah mahasiswa S1 Antropologi Budaya di ISBI Bandung yang memiliki ketertarikan dalam bidang kepenulisan dan jurnalistik. Dalam perjalanan akademik dan organisasinya, Meylfin pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi (Pimred) di LPM Daunjati pada periode 2024. Pengalaman ini semakin mengasah kemampuannya dalam mengelola media, menyunting berita, serta mengembangkan perspektif dalam dunia jurnalistik kampus.