karya Arum Dayu (lirik lagu)
Sabubukna adalah manifestasi dari semangat perlawanan yang tidak akan padam. Inisiatif ini hadir sebagai proyek musik berbasis masyarakat yang bertujuan untuk menyebarluaskan semangat perjuangan melawan kolonialisme dan ketidakadilan agraria di tanah sendiri. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah menciptakan lagu perlawanan dalam irama dangdut —genre musik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan memiliki daya tarik luas bagi berbagai kalangan. Untuk menegaskan bahwa perjuangan ini dapat diadaptasi dan diteruskan oleh siapa saja, komposisi musik dalam proyek ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).
Proyek ini melibatkan warga lokal, komunitas musik jalanan, dan publik dalam proses distribusi lagu. Penyebaran dilakukan melalui berbagai cara, baik secara digital maupun manual. Salah satu kegiatannya adalah simulasi gerak dan lomba karaoke lagu Sabubukna bersama warga Dago Elos. Selain itu, lagu ini akan diputar di sepanjang jalan Dago melalui kerja sama dengan para pengamen jalanan, serta dirilis secara digital agar dapat diakses, direspons, dan diperdengarkan lebih luas.
*Lagu Sabubukna tayang perdana pada 7 Maret 2025 pukul 16:15 WIB dan setelahnya akan tersedia di Youtube dan platform-platform digital lainnya.
Waktu
Lomba Gerak dan Vokal
Sabtu, 8 Maret 2025
15.00 WIB – 17.00 WIB
Durasi: 120 Menit
Reservasi
https://forms.gle/1WRFQuXYGV4UBU739
Pemutaran Lagu Sabubukna
Jum’at-Sabtu, 8-9 Maret 2025
Narahubung
Eko 0895-7030-22709 dan Naufal 0857-2340-1846
Narahubung
Arum Dayu lahir di Solo, memulai karir kreatifnya sebagai foto-jurnalis untuk Kompas. Ia lulus dari Studi Komunikasi di Universitas Sebelas Maret (2002-2007) dan memperoleh Diploma di bidang foto jurnalisme dari Ateneo de Manila University pada tahun 2012. Gelar Magister Seni Visual ia peroleh dari Institut Teknologi Bandung. Arum Dayu tertarik pada fotografi dan terlibat dalam berbagai pameran, lokakarya, serta residensi seni di Indonesia dan luar negeri. Ia menginisiasi kelompok studi bernama “Kami Punya Cerita” di Tobucil dan Klabs, Bandung juga menjadi anggota serta turut mengelola Omnispace, sebuah kolektif seni di kota yang sama. Ia aktif di dunia musik sebagai anggota band “Tetangga Pak Gesang” dan “Syarikat Idola Remaja.”