Di Terminal Dago Bersama Pseudo-Entertainment

Rokky Rivandy, Di Terminal Dago Bersama Pseudo Entertainment, www.trimurti.id, 14 Maret 2025

Trimurti, Bandung – Masih dalam rangkaian pagelaran Pseudo-Entertainment yang berlansung selama tiga hari, pada tanggal 8 Maret 2025, dua kolaborasi karya dari Arum Dayu dan Adhea Rizky Febrian dipresentasikan kedua kalinya. Trimurti berkunjung ke presentasi karya mereka di hari kedua setelah berlangsung pertama kalinya di Tahura pada Sabtu 7 Maret 2025.

Kolaborasi karya dari Arum Daru dan Adhea Rizky Febrian mengubah gedung Terminal Dago jadi pertunjukan seni yang menghibur masyarakat Dago Elos dengan lagu dan stan foto. 

Sebagai pemain gitar lele di salah dua grup musik, Tetangga Pak Gesang dan Syarikat Idola Remaja, Arum Dayu mempresentasikan karya hasil penelitian artistiknya berupa lagu berjudul Sabubukna.

Pertunjukannya berbentuk lomba karaoke, suai bibir, atau membuat gerakan goyang dari lagu Sabubukna. Bagi hadirin yang ikut perlombaan tersebut, diperbolehkan memakai stan foto bersama teman-temannya.

Stan foto ini merupakan karya Adhea Rizky Febrian yang berjudul Katineung. Adhea sendiri merupakan salah satu warga Dago Elos yang memperjuangkan hak atas ruang hidup.

Banyak warga sekitar, khususnya anak-anak yang mengikuti perlombaan tersebut. Pak Muhtar pengamen boneka tangan yang biasa bermain di Cikapayang, mengikuti lomba dan bergoyang dengan bonekanya.

Ruangan yang dipakai perlombaan dilengkapi pameran foto-foto objek tempat dan benda yang membuat warga Dago Elos merasa rindu akan rumah, seperti arti Katineung dalam bahasa Indonesia.

Di malam harinya, Syamsul Arifin seorang nelayan Sampang, Madura, mempertunjukan karya berjudul Sampang Sambang Dago: Asam di Laut, Garam di Gunung di Terminal Dago.

Karya ini berupa diskusi yang mana Syamsul menjadi narasumber serta dibantu Adhea sebagai moderator. Diskusi ini menjelaskan bagaimana pekerjaan Syamsul sebagai nelayan hingga kegiatan seninya di Tanglok Art Forum dan Garasi Performance Institute.

Dalam diskusi tersebut, Syamsul warga Sampang terdampak tambang migas dan Adhea warga Dago Elos tedampak ancaman penggusuran, berbagi ketakutan terhadap hantu yang akan mengancam ruang hidup mereka.

Hantu yang bagi mereka lebih seram dari hantu-hantu mahluk tak kasat mata. Yang satu hantu perusak laut dan yang satunya hantu penggusuran.

Reporter: Rokky Rivandy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *