karya Rama Anggara
Dari gunung ke lembah curam, dari sungai ke lautan bergelombang
Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung
Dalam banyak kebudayaan di nusantara, sungai tak hanya bagian dari sumber daya alam tetapi juga rujukan material dari rasa-merasa dan nilai yang membentuk identitas budaya. Observasi atas hunian dan pembangunan di sekitaran sungai Cikapundung memperlihatkan adanya pengabaian terhadap sungai, air sebagai entitas yang membentuk peradaban Sunda masa lampau dengan seluruh tradisinya: sebuah tatapan yang dipalingkan, sebuah kanal perjalanan yang dipunggungi setelah kota berubah memusat, sebuah paradigma yang berbalik.
Disajikan lewat pendekatan natural soundscapes dalam bentuk instalasi audio spasial quadraphonic, karya ini menghadirkan pengalaman mendengarkan audio imersif yang merefleksikan varian gemericik aliran sungai dan alam sekitarnya, mengajak audiens merasakan perjalanan, gejala perubahan, hingga kedalaman hubungan masyarakat dengan lingkungannya.
Melalui studi komparatif ekologi dan kultural, karya ini menghadirkan transformasi fenomena pembangunan yang menjauhkan interaksi manusia dan sungai dan problem ekologi sungai itu sendiri akibat proyek pembangunan infrastruktur yang ambisius tanpa kesadaran akan alam. Gejala pembangunan yang demikian tak hanya menjauhkan manusia dari sistem nilai dan rasa-merasa yang membentuk identitas dirinya, tetapi menghadapkan manusia pada krisis dan kerentanan bencana yang diciptakannya sendiri. Bagaimana jika kini sungai balik memunggungi kita?
Waktu
- Pertunjukan
Jumat, 7 Maret 2025
Sesi 1 : 16.00-17.00 WIB
Sesi 2 : 19.30-20.30 WIB
Sesi 3 : 21.00-22.00 WIB
Terbatas untuk 16 peserta per-sesi melalui reservasi
Reservasi : https://s.id/BerbalikMemunggungimu
- Sesi Mendengarkan (Recorded Audio Composition)
Sabtu, 8 Maret 2025
Sesi 1 : 16.00 – 18.00 WIB
Sesi 2 : 19.30 – 22.00 WIBMinggu, 9 Maret 2025
Sesi 1 : 16.00 – 18.00 WIB
Sesi 2 : 19.30 – 22.00 WIB
Durasi
60-120 Menit
Narahubung
Angela Dwicahyo 0897-7487-957
Informasi Seniman
Rama Anggara adalah seorang komponis, musisi multi instrumental, seniman instalasi musik, serta pengajar seni paruh waktu. Berbasis di Pontianak, ia menyelesaikan studi penciptaan musik nusantara pada program pascasarjana ISI Padangpanjang. Kerja artistiknya cenderung berangkat dari reinterpretasi tradisi secara intertekstual dan relevan dengan konteks masa kini (sosial, budaya serta ekologi) lewat pendekatan estetika-fenomenologi. Karya-karyanya kerap disajikan dengan gaya hibrid dan futuristik guna menyambung kembali keterhubungan masa lalu, kini, dan nanti. Saat ini, Rama Anggara terlibat membangun jejaring artistik bersama beberapa pelaku seni melalui kerja-kerja kolektif antar komunitas di Kalimantan Barat. Ia adalah direktur artistik pada sebuah ansambel musik, kolaborator penata musik iringan tari, serta kolaborator kerja eksperimen instrumen musik dan instalasi seni. Ia juga membangun relasi kerja dengan stakeholder dan institusi yang berkomitmen dalam pemajuan kebudayaan. Dalam hal pengayaan keilmuan dan pengalaman, ia terlibat dalam riset lapangan mengenai objek tradisi, melakukan kajian seni pertunjukan, serta mengumpulkan arsip musik tradisi pesisir (laut dan sungai) Kalimantan Barat dalam bentuk biografi maestro serta perekaman audio.