Sementara Taman

March 7, 2025 - March 9, 2025 @ 12:00 am -

Sesi Mendengarkan Lanskap Suara karya Ganda Swarna

 

karya Ganda Swarna

Semarak pembangunan di kota Bandung salah satunya tampak dalam wujud taman-taman tematik yang diniatkan melayani kebutuhan warga kota akan ruang terbuka. Warga, terutama keluarga-keluarga, diberi pilihan menghabiskan waktu luangnya di taman-taman ini. Taman-taman ini diharapkan turut berkontribusi meningkatkan indeks kebahagiaan warga. Memberi semacam andil bagi kerja pembangunan negara. Namun, apakah warga benar-benar membutuhkan ruang terbuka dalam bentuk taman? Dari mana kebutuhan akan taman berasal? Apa yang sebenarnya sedang dipertunjukkan taman-taman di kota Bandung? Beberapa taman di Bandung, diciptakan dengan mengubah ruang hunian yang semulanya adalah kampung kota berpola mendatar (horizontal). Kampung kota digusur, warga dipindahkan ke tower-tower rusunawa dengan pola meninggi (vertikal). Ada ironi yang menggelikan di balik upaya negara untuk tampil heroik dan menawan lewat pembangunan wajah kota yang artistik, kreatif, serta teknopolis. Indeks kebahagiaan sebagian warga kota, justru dibangun dari penyingkiran sebagian warga yang dianggap pinggiran.


Waktu
Sesi 1: 13.30 – 15.00 WIB
Jumat, 7 Maret 2025 

Sesi 2: 10.30 – 12.00 WIB
Sabtu, 8 Maret 2025

Sesi 3: 12.30 – 14.00 WIB
Minggu, 9 Maret 2025


Terbuka untuk 10 orang setiap sesi melalui reservasi
Titik temu di gerbang Tahura

Reservasi: https://s.id/SementaraTaman

Durasi
90 Menit

Narahubung:
Angela Dwicahyo 0897-7487-957

Informasi Seniman:

Ganda Swarna lahir di Medan, 15 Februari 1992, saat ini berdomisili di Tangerang Selatan. Ia mempelajari teater di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Fakultas Seni Pertunjukan, Jurusan Seni Teater (2013-2019), dengan fokus pada penulisan naskah teater sebagai tugas akhir. Selanjutnya, ia banyak terlibat dalam kerja bersama Bandung Performing Art Forum (BPAF). Proses kekaryaannya dimulai dengan menjadi aktor/performer teater yang bekerja meneliti arsip, kisah-kisah, serta tubuh dalam ruang privat dan publik.

Ia tertarik pada site-specific theater yang mengeksplorasi kemungkinan peristiwa teater melalui ruang-waktu, bunyi, narasi, dan kepenontonan. Saat ini, riset artistiknya fokus mendalami bunyi di ruang publik sebagai  peristiwa teater, dengan seluruh kemungkinan sifatnya yang permanen, dapat diakses kapan saja oleh siapa saja. Berkaitan dengan ini, ia amat tertarik dengan tema dan isu ekologi akustik. Beberapa karyanya yang mengeksplorasi bunyi antara lain Gerilya Bunyi, dipresentasikan di Terap Festival, Bandung (2024). Turunan atas karya ini dikemas menjadi naskah teater ruang publik berjudul Gerilya Bunyi: Sepersekian Detik Keheningan Yang Riuh yang terpilih sebagai naskah terbaik ketiga pada Sayembara Naskah Teater DKJ 2024.